Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Antara Gengsi dan Realita: Fenomena Anak Zaman Sekarang yang Ingin Serba Mewah Tanpa Usaha

  Di era sekarang, kita sering menjumpai anak-anak muda yang memiliki keinginan besar untuk tampil keren dan mewah. Mereka ingin memiliki motor bermerek, handphone keluaran terbaru, pakaian branded, nongkrong di kafe mahal, hingga makan makanan enak setiap saat. Sayangnya, keinginan-keinginan ini sering kali tidak sejalan dengan kemauan untuk berusaha keras. Banyak di antara mereka yang lebih senang menghabiskan waktu untuk keluyuran tanpa tujuan jelas. Waktu muda yang seharusnya digunakan untuk belajar, bekerja, atau merintis masa depan justru terbuang sia-sia. Parahnya lagi, kebutuhan gaya hidup yang tinggi itu seringkali ditanggung oleh orang tua yang sebenarnya juga berjuang keras mencari nafkah. Fenomena ini lahir dari berbagai faktor. Salah satunya adalah pengaruh media sosial yang begitu kuat. Melalui layar handphone, mereka melihat kehidupan orang lain yang serba wah. Terkadang, tanpa disadari, timbul rasa ingin meniru agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Akhirnya, gen...

Kembali Merangkai Makna Lewat Membaca di Tengah Derasnya Video

  Di era sekarang, siapa pun pasti menyadari betapa derasnya arus informasi dalam bentuk video. Hampir setiap orang punya gawai di tangan, jari-jarinya lincah menekan layar, berpindah dari satu video ke video lain. Semua serba cepat, praktis, dan memanjakan mata. Namun, di balik kenyamanan itu, perlahan-lahan kebiasaan membaca mulai terpinggirkan. Padahal, membaca bukan sekadar aktivitas melihat huruf di atas kertas atau layar. Membaca adalah latihan mendengar pikiran, merangkai imajinasi, dan menyelami makna lebih dalam. Saat kita membaca, kita tidak hanya menerima gambar bergerak, tetapi membangun gambar itu sendiri di kepala kita. Inilah yang membuat membaca berbeda dari sekadar menonton. Melalui video, sering kali kita hanya menjadi penonton pasif. Cerita, gambar, bahkan suara sudah jadi paket lengkap. Kita tinggal duduk, menatap layar, dan semua disajikan begitu saja. Sedangkan saat membaca, kita berperan aktif. Setiap kalimat membuka ruang berpikir, setiap paragraf melati...

Mengapa Yang Berpendidikan Kadang Kalah dengan Yang Tidak Berpendidikan ?

  Di tengah masyarakat, sering kita jumpai kenyataan yang membuat banyak orang bertanya-tanya: mengapa ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi masih kalah secara ekonomi dibandingkan mereka yang bahkan tidak sempat mengenyam pendidikan formal dengan baik? Fenomena ini kadang menimbulkan anggapan keliru, seolah-olah sekolah itu tidak penting, padahal pendidikan tetaplah pondasi yang sangat berharga dalam kehidupan. Pendidikan bukanlah sekadar selembar ijazah atau gelar akademis, melainkan proses membangun pola pikir, kedisiplinan, cara pandang, serta keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan hidup. Namun, di lapangan, memang ada beberapa faktor yang membuat orang yang berpendidikan kalah bersaing secara ekonomi dengan mereka yang tidak memiliki latar belakang akademik tinggi. Faktor Keberanian dan Kegigihan Sering kali, orang yang tidak menempuh pendidikan formal tinggi justru terdesak oleh keadaan sehingga mau tidak mau harus berani mengambil risiko. ...

Usaha dan Doa: Dua Sayap untuk Terbang Meraih Impian

  Dalam hidup ini, setiap manusia pasti memiliki harapan, cita-cita, dan impian yang ingin dicapai. Namun sering kali kita lupa, bahwa untuk meraih sesuatu yang kita angankan, tidak cukup hanya dengan berangan-angan atau menunggu keajaiban datang. Diperlukan usaha sungguh-sungguh yang diiringi doa penuh keikhlasan. Ada pepatah bijak yang mengatakan, “Usaha tanpa doa adalah kesombongan, doa tanpa usaha hanyalah kebohongan.” Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa usaha dan doa ibarat sepasang sayap. Tanpa salah satunya, manusia takkan mampu terbang tinggi meraih apa yang dicita-citakan. Sering kali kita mendengar kisah orang-orang sukses yang berawal dari kerja keras. Mereka gigih berjuang, jatuh bangun tak terhitung, dan tetap bangkit meski berkali-kali terjatuh. Namun di balik keringat dan lelahnya, terselip doa-doa tulus yang tak pernah putus. Mereka sadar bahwa sebesar apa pun daya upaya manusia, hasil akhirnya tetap berada dalam genggaman Sang Pencipta. Bekerja keras bukan b...