Dalam hidup ini, setiap manusia pasti memiliki harapan,
cita-cita, dan impian yang ingin dicapai. Namun sering kali kita lupa, bahwa
untuk meraih sesuatu yang kita angankan, tidak cukup hanya dengan
berangan-angan atau menunggu keajaiban datang. Diperlukan usaha sungguh-sungguh
yang diiringi doa penuh keikhlasan.
Ada pepatah bijak yang mengatakan, “Usaha tanpa doa adalah
kesombongan, doa tanpa usaha hanyalah kebohongan.” Ungkapan ini mengingatkan
kita bahwa usaha dan doa ibarat sepasang sayap. Tanpa salah satunya, manusia
takkan mampu terbang tinggi meraih apa yang dicita-citakan.
Sering kali kita mendengar kisah orang-orang sukses yang
berawal dari kerja keras. Mereka gigih berjuang, jatuh bangun tak terhitung,
dan tetap bangkit meski berkali-kali terjatuh. Namun di balik keringat dan
lelahnya, terselip doa-doa tulus yang tak pernah putus. Mereka sadar bahwa
sebesar apa pun daya upaya manusia, hasil akhirnya tetap berada dalam genggaman
Sang Pencipta.
Bekerja keras bukan berarti bergantung sepenuhnya pada
kekuatan diri sendiri. Sebaliknya, kerja keras adalah wujud tanggung jawab
seorang hamba atas anugerah waktu, tenaga, dan kesempatan yang telah Tuhan
berikan. Dengan berusaha sebaik mungkin, kita menunjukkan kesungguhan hati.
Dengan berdoa, kita menunjukkan kerendahan hati, bahwa di atas semua upaya
manusia, ada kuasa Tuhan yang menentukan segalanya.
Tidak sedikit orang yang hanya mengandalkan usaha tanpa
pernah melibatkan doa. Mereka merasa cukup dengan kemampuan, koneksi, dan kerja
keras semata. Padahal, apa artinya usaha tanpa restu dan pertolongan Tuhan?
Sering pula kita jumpai orang yang sebaliknya—rajin berdoa, tetapi enggan
berusaha. Mereka berharap keajaiban turun tanpa mau bergerak dan berpeluh. Pada
akhirnya, harapan itu hanya tinggal mimpi.
Hidup akan terasa lebih tenang bila kita mau menyeimbangkan
ikhtiar dan doa. Dalam bekerja, kita kerahkan seluruh kemampuan, berupaya
jujur, tekun, dan pantang menyerah. Di sela-sela kesibukan, kita panjatkan doa
agar langkah kita diridhai, dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan, dan
diberikan hasil terbaik meski tak selalu sesuai keinginan.
Sebab terkadang, yang kita pinta bukanlah yang kita
butuhkan. Di situlah doa menjadi penuntun hati, agar kita tetap bersyukur meski
kenyataan tak selalu sejalan dengan rencana. Tuhan Maha Tahu mana yang terbaik
bagi hamba-Nya.Maka dari itu, marilah kita senantiasa menanamkan keyakinan
dalam hati: tak ada usaha yang sia-sia selama diiringi doa dan niat baik.
Teruslah bekerja keras, tetaplah berdoa, serahkan hasilnya kepada Sang Pengatur
hidup. Percayalah, pada waktunya, buah manis akan datang. Mungkin tak secepat
yang kita mau, tapi pasti datang pada waktu yang paling tepat.
Semoga kita semua menjadi pribadi yang tak mudah putus asa,
senantiasa rendah hati, bekerja dengan sungguh-sungguh, dan berdoa dengan penuh
harap. Karena di situlah letak kekuatan kita sebagai manusia—berusaha sebaik
mungkin, berdoa sekuat hati, dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Komentar
Posting Komentar