Pernahkah anda mengalami sebuah ujian hidup yang sangat berat—ketika
beban hidup bertambah karena banyak cicilan, lalu jabatan di kantor justru
dicopot, dan tidak ada lagi kedudukan apapun yang bisa diandalkan. Situasi
seperti ini sering kali terasa seperti pukulan bertubi-tubi, membuat seseorang
merasa terpuruk, kecewa, bahkan mempertanyakan keadilan hidup.Semua tidak ada
yang membela seakan diam tak mau tahu.
Berikut ini adalah refleksi yang bisa menjadi pelipur lara
dan penguat hati:
Saat Dicopot Jabatan, Padahal Banyak Tuntutan
"Ketika beban hidup sedang menumpuk, lalu tempat
bergantung justru runtuh, itulah saatnya bersandar penuh kepada Tuhan."
Jabatan hanyalah titipan. Ia datang dan pergi. Tapi rezeki
tidak bergantung pada jabatan, gaji, atau manusia—rezeki datang dari Allah,
melalui berbagai cara yang tak selalu kita duga. Dicopot dari jabatan bukan
berarti dicopot dari kasih sayang-Nya.
Dengan adanya Ujian menjadi ada jalan untuk perubahan.Kadang, Allah
mengguncang kita melalui kehilangan agar kita sadar:
·
Mungkin kita terlalu
bergantung pada jabatan, bukan pada Tuhan.
·
Mungkin kita diminta
kembali kepada-Nya dengan sepenuh hati.
·
Mungkin ini cara Allah
menyelamatkan kita dari sesuatu yang lebih buruk.
·
Jabatan hilang, tapi
martabat kita tidak. Yang penting adalah menjaga integritas, keikhlasan, dan
tetap berbuat baik meski tak lagi dipandang.
Sebuah keyakinan yang harus di bangun di dalam hati adalah bahwa rezeki tidak akan putus meski jabatan terputus.
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka.”(QS. At-Talaq: 2-3)
Terkadang setelah kehilangan, justru datang peluang lain
yang lebih luas. Jangan tutup diri dari peluang kecil yang terlihat sepele—bisa
jadi dari sanalah datang rezeki besar.
·
Lanjutkan Ikhtiar, Jaga
Harga Diri
·
Tetap kerja sebaik mungkin,
walau tanpa jabatan.
·
Cari peluang sampingan yang
halal, meski kecil di awal.
·
Jangan gengsi mulai dari
bawah lagi.
·
Yakin, Allah tidak akan
membiarkan hambanya kelaparan saat terus berusaha dan berdoa.
Walau Jabatan hilang, tapi kehormatan seseorang tidak
ditentukan oleh jabatannya, melainkan oleh bagaimana ia bersikap dalam
kesempitan. Tetap sabar, tetap ikhlas, tetap tawakal—karena Allah tidak pernah
tidur.
Komentar
Posting Komentar