Setiap orang berhak memiliki mimpi
yang tinggi. Bahkan sejak kecil, kita diajarkan untuk merangkai cita-cita
setinggi langit. Menjadi orang sukses, meraih jabatan penting, membangun usaha
besar, atau sekadar hidup mapan dengan keluarga yang bahagia — semua itu
sah-sah saja diimpikan.
Namun, dalam perjalanan meraih mimpi,
kita juga harus belajar menilai diri sendiri. Bercita-cita tinggi memang
penting sebagai motivasi, tapi lebih penting lagi adalah mengenal kemampuan
diri. Kita perlu tahu batas, kekuatan, dan kelemahan kita. Sebab mimpi tanpa
perhitungan sering kali berubah menjadi beban.
Banyak orang terjatuh bukan karena
kurang mimpi, tapi karena terlalu tinggi bercita-cita tanpa persiapan.
Akhirnya, ketika gagal, bukan hanya diri sendiri yang kecewa, tetapi juga
menanggung rasa malu di hadapan orang lain. Padahal, seandainya sejak awal kita
sadar akan kemampuan dan kondisi diri, langkah kita akan lebih mantap.
Jangan takut bermimpi besar. Tapi
buktikan dengan usaha yang nyata, perencanaan yang matang, dan sikap realistis.
Jika kita hanya mengandalkan mimpi tanpa usaha dan kesiapan, kita akan mudah
rapuh di tengah jalan.
Hidup itu bukan perlombaan siapa
paling tinggi menggapai langit, tapi siapa yang paling mampu bertahan dan
konsisten menapaki tangga mimpi dengan cara yang benar. Mimpi besar tidak
salah, asal diimbangi dengan kerja keras dan kesadaran akan kemampuan diri.
Karena pada akhirnya, bukan tingginya
cita-cita yang membuat kita mulia, tetapi seberapa bijak kita menjalaninya
tanpa menjatuhkan diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar