Pada hari kamis saya mengajar seperti biasa dikelas enam.Sebagai guru kelas mengajar harus borongan dari keseneian sampai matematika guru kelas diusahakan harus bisa.mengajar dari pagi sampai siang,bhkan saya sampai sore karena disambung dengan sekolah agama.Sangat menyenangkan karena bisa bercanda dengan para siswa dan juga bisa berbagi kebaikan kepada mereka.
Hari itu dibelakang sekolah yang terhalang dua petak sawah dekat penggilingan banyak orang yang sibuk bekerja ada yang menjemur padi,dikebun sayuran,mencangkul adanjuga yang sedang panen.Suasana alam pertanian seperti itu setiap harinya sangat menyenangkan bisa bergaul dengan orang lain sambil bekerja.
Dibelakang penggilingan ada seorang kakek yang sedang mencangkul sawahnya namanya Pak Sanu.Dia mencangkul seperti biasa paginya dia botram bersama rekan kerjanya sesame petani.Tidak ada hal yang sangat mencurugakan sedikitpun.Namun ketika jam duhur tiba dia berhenti bekerja mau pulang dan mencuci kaki tangan dan kakinya rebahan di rumah P unang ,eh dia malah meninggal dunia.Sungguh meninggal yang tidak terduga dan sangat mudah sekali.
Hampir masyarakat cijulang termasuk saya sendiri hampir gak percaya kalau tidak percaya dengan takdir.karena tadi masih bekerja ngobrol dan makan bersama dulu biasa berangkat ke sawah .Eh pas duhur sudah pergi untuk selamanya.
Hari itu dibelakang sekolah yang terhalang dua petak sawah dekat penggilingan banyak orang yang sibuk bekerja ada yang menjemur padi,dikebun sayuran,mencangkul adanjuga yang sedang panen.Suasana alam pertanian seperti itu setiap harinya sangat menyenangkan bisa bergaul dengan orang lain sambil bekerja.
Dibelakang penggilingan ada seorang kakek yang sedang mencangkul sawahnya namanya Pak Sanu.Dia mencangkul seperti biasa paginya dia botram bersama rekan kerjanya sesame petani.Tidak ada hal yang sangat mencurugakan sedikitpun.Namun ketika jam duhur tiba dia berhenti bekerja mau pulang dan mencuci kaki tangan dan kakinya rebahan di rumah P unang ,eh dia malah meninggal dunia.Sungguh meninggal yang tidak terduga dan sangat mudah sekali.
Hampir masyarakat cijulang termasuk saya sendiri hampir gak percaya kalau tidak percaya dengan takdir.karena tadi masih bekerja ngobrol dan makan bersama dulu biasa berangkat ke sawah .Eh pas duhur sudah pergi untuk selamanya.

Komentar
Posting Komentar