Darmareja 4-12-2017.Sebagian besar manusia mengkrtik dan mengkoreksi sebuah kesalahan yang dimiliki orang lain adalah lebih mudah daripada mengkoreksi kesalahan yang dimiliki oleh kita.Karena menuduh itu lebih enak daripada yang dituduh siapun itu .Kecuali kalau tingkat emosinya sudah setabil atau sudah mampu mengendalikan emosinya. Sebagai wali kelas adalah sebuah kewajiban memberikan laopran dalam bentuk buku rapot kepada wali murid atau orang tua murid agar setiap perkembangan prestasi anaknya terlihat dari satu semester ke semester yang lain.Waktu itu rapot saya sudah bagikan cuman ada sedikit kesalah saya tidak memiliki catatan penyerahan karena menurut saya itu hanya rapot Dta (skolah nonpormal).Namun beberapa bulan kemudian sampai lewat semester genap satu orang anak tidak menyerahkan rapot dengan alasan sudah dikembalikan sampai kenaikan kelas dia tidak mengembalikan .Ibu dan bapaknya ngotot merasa mereka sudah mengembalikan lagi ke saya. Sampai bapaknya di depan kepala sekolah dia mengatakan.” aneh sekali ada seorang guru yang menghilangkan rapot anak didiknya,Saya dulu pernah ngajar tidak pernah menghilang satu rapotpun”,waktu itu saya kesal hampir emosi saya memuncak ingin mengebrak orang tua itu namun saya masih bisa mengkontrol emosi dan menghargai diri saya sebagai guru.Dengan sabar saya mengajukan kepada orang tua itu saya akan menggantinya.Dengan ketus orang tua itu menyetujuinya.saya benar –benar malu di hadapan kepala sekolah dan ibu kepala sekolah saya benar –benar salah dan tidak ada harganya.Kalau saya berontak malu sama kepala sekolah dan juga diri saya karena saya sebagai guru agama tidak bisa menahan marah.Bukankah marah itu dari setan dan akan mencelaki semua.Saya mengalah walau hati tak maengakui bersalah.
Saya berniat menganti rapot yang hilang itu tapi saya memiliki keyakinan bahwa rapot anak itu saya sudah serahkan keanaknya dan dia mungkin lupa atau hilang oleh anaknya.Karena anaknya itu super dimanja tidak pernah salah dimata orang tuanya.
Namun apa yang terjadi ketika saya mau membuat rapot baru ternyata wali kelas yang baru bilang ‘’pak rapot anak itu sudah ada tadi bapaknya datang membawanya ke saya”.Begitu juga kepala sekolah mengatakan rapot itu sudah ditemukan dirumah anak itu di dalam tas Bapaknya.uh leganya hati saya karena saya tidak menghilangkan rapot anak itu .Soal hak orang lain saya takut jadi harus hati –hati takut kejadian seperti itu lagi .Kejadia serupa sudah dua kali dengan anak yang sama dan orang tua yang sama aneh sekali sedangkan yang lain tidak pernah ada kejadian seperti itu. Walaupun ada kejadian sepeti itu orang tua menyakan ke guru dengan sopan dan tidak pernah ditengah jalan.Ini sebuah pelajaran yang sangat berharga buat saya agar saya lebih propesional.Dan kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang agar hidupku lebih tenang.
Yang dapat dijadikan pembelajaran dari kejadian tersebut buat saya adalah satu jangan terlalu percaya diri untuk menyalahkan seratus persen orang lain ,kedua harus memiliki sebuah bukti ketika berbicara itu harus ada fakta walaupun itu hanya sepele,ketiga harus sabar menghadapi orang tua macam ini ,ke empat terlalu memanjakan anak menjadikan buta orang tua walaupun anaknya yang salah.Kelima harus mampu mengontrol emosi diri .
image sumber google
Komentar
Posting Komentar